"Hai! Lagi sibuk apa?"
Pertanyaan favorit orang-orang yang banyak ditujukan pada saya akhir-akhir ini. Dari mulai orang tua, teman-teman dekat, bahkan teman yang sudah bertahun-tahun tak jumpa. Antara cuma penasaran dan benar perhatian terkadang terasa tipis batasnya. Maaf bukan bermaksud suuzon.
Jawaban saya hampir selalu sama, "Hai. Gini-gini aja."
Terlihat ya saya memang malas berbasa-basi dan cerita panjang lebar tentang diri saya. Tapi saya akan dengan mudahnya bercerita pada layar di depan saya saat ini. Ya, terkadang menceritakannya lewat tulisan bisa jauh lebih menenangkan.
"Gini-gini aja" sebenarnya bermakna dalam. Hidup saya jelas tidak lurus-lurus saja. Ada saat berdiri, berlari, terjatuh, berbaring, dan bangkit kembali. Siklus kehidupan. Siklus inilah yang selalu berulang, dan harus selalu berjalan. Siklus inilah yang harus selalu kita jaga keseimbangannya. Jangan sampai terlarut dalam salah satu fase, karena itu membahayakanmu, melenakan. Siklus inilah yang dengan segala perputarannya, dengan segala jatuh-bangunnya, yang saya sebut dengan siklus "gini-gini aja".
Salah satu momen "gini-gini aja" saya, momen yang terjadi minggu lalu. Saat itu, saya sedang bersiap menghadapi ujian presentasi di salah satu perusahaan. Dengan jadwal yang belum pasti, saya tentunya mempersiapkan diri belajar sepenuh hati. Di antara perasaan deg-degan tak karuan, tiba-tiba muncul kabar baik dan buruk. Baiknya, saya mendapat projek kecil-kecilan dengan salah satu teman saya yang berkaitan dengan usaha online shop saya. Buruknya, ratusan pesanan tersebut harus selesai dalam 2 hari.
Baiklah. Saya teringat salah satu pepatah seorang Biksu yang pernah saya baca, mengatakan "one place at one time". Artinya, kita harus meletakkan satu urusan pada satu waktu saja. Sederhana, kita hanya harus fokus pada satu hal saja. Manusia sesungguhnya tidak ditakdirkan untuk multi tasking, bahkan suatu sistem komputer canggih pun sebenarnya melakukan task-task tidak secara konkuren, semua hanya masalah pengaturan waktu. Maafkan kalau saya salah, ini hanyalah secuil ingatan saya tentang pelajaran sistem operasi selama kuliah.
Maka, saya kesampingkan semua urusan presentasi, dan saya fokus mengerjakan projek yang saya dapat. Saya pikirkan semua kemungkinan yang muncul, bagaimana kalau cara A tidak berjalan? Bagaimana kalau cara B tidak akan selesai tepat waktu? Bagaimana kalau cara C ternyata memakan banyak uang?
Di tengah pikiran semrawut, muncul beberapa dering notifikasi di HP saya. Jadwal presentasi sudah keluar. Dan bertepatan dengan deadline projek saya. Dan seketika itu pula saya dikirimkan lembaran form yang harus saya isi saat itu juga, dan pertanyaan-pertanyaan seputar topik presentasi dari teman-teman saya. Saya menyerah. Saya tidak bisa hanya berjalan, saya harus berlari. Saya harus multi tasking.
Harus saya akui, pada akhirnya saya merasa tidak mendapat hasil maksimal. Selalu ada yang dikorbankan, selalu ada yang tidak dijadikan prioritas. Sifat saya yang cenderung perfeksionis membuat saya tidak puas dengan hasil pekerjaan saya sendiri. Pilihan-pilihan yang harus cepat ditentukan, segala kemungkinan yang harus segera diputuskan. Saya merasa terjerambap, meski tidak sampai jatuh.
Kini saya harus bangkit. Di balik hari--hari tersebut, semua pengalaman tersebut merupakan pengalaman pertama untuk saya, itulah hikmahnya. Ujian kehidupan yang luar biasa, menyenangkan sekaligus mendebarkan. Hasilnya? Biarkan Tuhan dan semua pihak lain yang menilai. I've tried my best.
Sekarang saya kembali berjalan. Menapaki kehidupan, melanjutkan siklus "gini-gini aja". Dan serentetan ujian kembali datang. Saya siap! Ingat, jangan terlalu lama berada dalam satu fase. Karena hidup terus berjalan, begitu pun siklusmu. Pastikan kamu siap menghadapi siklus "gini-gini aja" versimu.