Wednesday, March 26, 2014

Review buku : Pulang (Leila S. Chudori)

Sumber gambar : http://isalisil.files.wordpress.com/2014/03/cover-pulang-leila-s-chudori.jpg
Pertama kali saya tahu tentang buku ini, ketika Khatulistiwa Literary Award mengumumkan pemenang pertama dari ajang bergengsi ini di tahun 2013 lalu. Ya, buku inilah pemenang utamanya. Sayangnya buku ini sangat sulit dicari di toko buku Gramed*a kota Bogor hingga beberapa bulan lamanya, sehingga saya baru memiliki kesempatan membaca buku ini di bulan Maret 2014.
Pertama kali saya melihat cover buku ini, saya langsung teringat buku Pandji Pragiwaksono, kalau tidak salah bukunya berjudul 'Merdeka dalam Bercanda'. 
Mengapa begitu? Karena kedua cover buku tersebut sama-sama memiliki simbol tangan tergenggam seperti gambar di atas. Lama saya menyimpulkan, mungkin simbol tangan tersebut melambangkan kemerdekaan. Sesuatu yang dibahas cukup detil dalam buku karangan Leila S Chudori ini.
Saya mengutip kata-kata Leila dalam situs resminya (http://www.leilaschudori.com), bahwa menurut Bloch (Ernst Bloch, The Principle of Hope (volume 1)), pulang memiliki 2 arti. Yang pertama adalah pulang sebagai a return atau kembali, dan pulang kedua sebagai sebuah exodus. Dalam exodus seluruh gambaran mengenai masa depan itu hanya samar, begitu kira-kira salah satu kutipan Leila. Dan memang begitulah inti cerita yang berada dalam buku ini. Meskipun buku ini fiksi, percayalah anda akan merasakan bahwa tokoh-tokoh dalam novel ini nyata.
Buku ini menceritakan seorang tokoh, seorang nasionalis sejati yang dikucilkan bangsanya, bangsa Indonesia, bernama Dimas. Betapa pun sakitnya ia mengalami penolakan dari Indonesia sehingga harus menetap di negeri orang, bagi Dimas keinginan terdalamnya tetaplah pulang ke tanah air. Di luar negeri, dengan segala keterbatasan yang ada, ia berusaha bertahan hidup dengan teman-teman yang senasib dengan dirinya. Tentu saja tidak mudah, apalagi mendengar kabar keluarganya di Indonesia pun tidak mendapat perlakuan menyenangkan dari pemerintah. Tetapi semua itu tidak menjadikannya membenci Indonesia, tanah airnya sendiri, ia bahkan berharap, apa pun yang terjadi, ia ingin disemayamkan di tanah Indonesia suatu hari nanti.
Nilai-nilai nasionalisme yang tinggi dari seorang Dimas, membuat Lintang, anak satu-satunya Dimas, yang tidak pernah mengenal sedikit pun tentang Indonesia, ingin pulang ke Indonesia. Ia ingin pulang untuk menyaksikan sendiri, seperti apa negeri yang sangat diagungkan Ayahnya, tetapi juga telah menolak ayahnya untuk kembali. Latar belakang cerita yang mengambil waktu saat jatuhnya orde baru, membuat kepulangan Lintang di Indonesia dipenuhi konflik-konflik politik. Tetapi Indonesia tetaplah Indonesia, dengan segala peristiwa yang berkecamuk, Indonesia tetaplah negeri yang membuat jatuh cinta.
Cobalah sedikit gugling tentang buku ini, karena buku ini mendapat banyak pujian dari berbagai kalangan. Buku ini juga mendapat rating cukup tinggi di akun sosial membaca GoodReads. Tidak heran, buku ini sangat layak menjadi juara pertama Khatulistiwa Literary Award 2013.