Sunday, August 7, 2016

Mengambil Ilmu dari Para Praktisi Startup

Berbicara tentang ilmu, semua orang pastilah setuju bahwa kita bisa mendapatkan ilmu dari mana saja, begitu pun saya. 2 minggu yang lalu, saya diberikan kesempatan untuk menggali ilmu-ilmu baru, yaitu melalui acara Ignition #1000startupdigital, sebuah acara yang digagas oleh Kibar, dan didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Melalui tulisan ini saya akan menguraikan beberapa poin, hasil penggalian ilmu yang berhasil saya dapatkan :)



Sesi 1 - Membangun startup dimulai dari mengubah masalah menjadi peluang bisnis

Ketika Mbak Alamanda Shantika dan Mas Nadiem memulai Go-jek, semuanya berasal dari hal-hal sederhana. Service-service Go-jek yang terus bermunculan, semuanya tidak lain adalah solusi yang berusaha ditawarkan oleh Go-jek akan permasalahan masyarakat sehari-hari, seperti layanan Go-Food, Go-Mart, dan lain-lain. Layanan-layanan ini terbukti mampu diterima masyarakat, dekat dan dinikmati oleh masyarakat. Tidak heran, Go-jek kini menjadi mata pencaharian tetap bagi para ribuan driver, akibat permintaan layanannya yang membludak. Hal ini jugalah yang menjadi salah satu motivasi Mbak Alamanda untuk terus berkarya.
Begitu pun dengan Tokopedia. Salah satu marketplace terbesar di Indonesia ini, siapa yang sangka memiliki kisah pahit jatuh bangun para pendirinya. Adalah Leontinus Alpha Edison, yang terang-terangan menceritakan mengenai perjuangannya sebagai seorang pendiri startup, dan berusaha keras untuk memecahkan masalah mengenai praktek jual beli melalui online. Permasalahannya, praktek ini kerapkali dekat dengan penipuan. Oleh karena itu beliau berusaha mencari solusi, melihat solusi yang ditawarkan di negara lain, mengadopsi ide tersebut dan membangunnya di Indonesia.

Sesi 2 - Memahami pola pikir founder sebagai model utama sebelum membangun startup

Modal utama dalam membangun sebuah bisnis, atau pun startup, sudah tentu bukan uang. Hal inilah yang ditekankan oleh para praktisi Riki Son, Diajeng Lestari, dan Dina Kosasih. Ketiganya merupakan para founder dan manager dari startup Young on Top, Hijup, dan Makedonia. Lalu, pola pikir apakah yang perlu ditanamkan? Customer centered/customer satisfaction, critical thinking, creativity, collaboration, and communication are the key answers ;)

Sesi 3 - Mendorong kolaborasi dari berbagai pihak sebagai modal untuk berinovasi

Lihatlah startup Bang Joni, Reblood, dan Jakarta Smart City, adakah dari mereka yang tidak menjalin kerjasama dengan pihak luar? Of course no! Kolaborasi, khususnya dengan pihak-pihak yang memiliki kepentingan yang sama (sebagai contoh Reblood bekerja sama dengan PMI), dapat meningkatkan inovasi yang nyata, yang tentunya akan menambah added value terhadap startup itu sendiri. Oleh karena itu dalam mengembangkan sebuah startup, hendaknya untuk selalu open dan membuka peluang kolaborasi seluas-luasnya.

Sesi 4 - Coworking sebagai cara dan budaya baru dalam bekerja untuk menumbuhkan kolaborasi dan inovasi

Tak bisa dipungkiri, dalam bekerja (termasuk membangun startup), kondisi lingkungan sekitar sangat berpengaruh terhadap kinerja & produktivitas kita. Dengan kondisi lingkungan kerja yang mendukung, dimana ide-ide bisa mengalir bebas, orang-orang yang bisa diajak brainstorming, getting insight and learning something together, merupakan kondisi yang ideal untuk bekerja, membangun komunitas, dan tentunya meningkatkan produktivitas. Hal inilah yang berusaha ditawarkan oleh Coworkinc, Kumpul.co, Co&Co, sebagai salah satu penyedia coworking space. Ketiganya berusaha untuk terus menekan bertumbuhnya inovasi & kolaborasi antara para pelaku industri kreatif. Oleh karena itu, dalam membangun startup, coworking space dapat menjadi salah satu solusi 'rumah' yang kondusif.

Sesi 5 - Melahirkan founder startup Indonesia yang mampu bersaing di ranah global

Bersaing di ranah global tentu menjadi idaman setiap para pendiri startup. Namun tentu tidak semudah itu, ada kualifikasi yang harus dimiliki oleh para startup pemula. Andreas Sanjaya (CEO iGrow), dan Sanny Gadafi (CEO 8villages), sudah berhasil membuktikannya. Terbukti, dengan inovasi yang berkualitas, memiliki prinsip yang kuat, dan juga pembinaan yang tepat, dapat mengantarkan mereka menjadi para pelaku startup Indonesia yang diperhitungkan di ranah global.



Dengan ilmu-ilmu tersebut, saya berharap saya siap untuk menjadi the next successful startup owner, demi kemajuan bangsa Indonesia.


"Mikir itu Pake Otak"
"I'm ready!"