Thursday, March 26, 2015

Life Changes

Kemarin saya baru saja melakukan perjalanan kantor (sebut saja training) ke salah satu perusahaan penyedia data di Indonesia. Singkat kata, seharian itu saya belajar tentang cara menampilkan report sesuai dengan kebutuhan kantor saya. Ada 3 software yang digunakan, yang kesemua software tersebut disediakan oleh perusahaan sang penyedia training.
Sejujurnya saya tidak menyimak dengan benar. Pikiran saya melayang-layang. Harga software yang saya gunakan pasti tidak murah. Saya dalam hati mengeluh karena user interface yang tidak menarik. Maklum, saya tipikal pecinta white space, report satu halaman yang full dengan tulisan dan button berwarna sama semua, membuat saya bosan. Saya mengeluh, seandainya desain sang software bisa lebih berwarna.
Lalu teringatlah saya, 6 bulan yang lalu. Saat itu saya masih menjalani masa probation di perusahaan pertama saya, salah satu perusahaan yang bergerak di bidang software termahal di dunia. Pekerjaan saya saat itu adalah kurang lebih sebagai junior konsultan programmer. Dan materi yang diberikan kepada saya untuk saya pelajari saat itu adalah koding membuat report.


Saya ingat, belajar membuat satu report sederhana saja saya membutuhkan waktu hampir seharian. Mati-matian berusaha mengerti modul-modul bisnis, berusaha mengerti tabel, struktur data, variabel, belum lagi bahasa pemrograman itu sendiri. Betapa bangganya saya saat itu saat hasil running program sesuai dengan keinginan saya, padahal kodingan saat itu masih sangat sederhana, hanya menampilkan data dari tabel dengan simple query.
Yang juga saya ingat saat itu, user interface program yang saya gunakan tidaklah menarik. Meskipun saya tahu belakangan, bahwa front end-nya bisa di-custom dengan beberapa bahasa pemrograman, yang berarti banyak pilihan untuk membuat tampilan lebih menarik. Tapi saya saat itu terlanjur berpikir, kenapa software mahal tidak memiliki tampilan yang lebih dinamis sehingga orang seperti saya (suka tampilan visual) akan tertarik?
Kembali ke hari training, saat itulah saya merasa harusnya saya bersyukur. Tugas saya sekarang hanya memikirkan cara untuk memilih dan menampilkan data yang saya mau, tanpa saya perlu pikirkan logic disetiap pemencetan tombol, tabel yang yang perlu saya cek isi variabelnya, belum lagi query join yang njelimet. Hasil running data yang banyak pun sudah seharusnya saya syukuri, karena saya ingat saya pernah hampir menangis saat dulu tidak berhasil membuat fungsi pagination.
Saya tidak ingin mengatakan bahwa membuat program itu sulit dan pekerjaan yang tidak menarik. Saya sepenuhnya tahu betapa bahagianya saat kodingan kita, terlepas dari sederhana atau tidak logika program tersebut, berhasil dijalankan, ada kepuasan sendiri. Saya hanya merasa, untuk saat ini, kehidupan yang ingin saya jalani, tidak lagi seperti itu.
Yeah, life changes. Dulu pembuat kini penikmat. Saya yakin, semua kejadian ini hanyalah proses, proses saya menuju arah yang lebih baik. Aamiin.