Sebagai seorang job seeker, akhir-akhir ini isi e-mail, sms, telepon, bahkan notifikasi chat di berbagai sosial media mayoritas berisi tentang informasi lowongan kerja. Di salah satu media sosial misalnya, ada beberapa group chat yang berisi saya dan beberapa teman yang mendaftar di suatu perusahaan yang sama. Isi e-mail pun tidak kalah menarik, hampir semua pesan yang masuk berasal dari akun resmi pihak rekruiter suatu perusahaan, meskipun semuanya hanya ucapan terima kasih karena telah mendaftar. Begitu pun dengan call history di telepon seluler, banyak panggilan berasal dari nomor-nomor tak dikenal, yang umumnya nomor telepon suatu perusahaan. Semua perubahan ini sejujurnya membuat hati cemas setiap kali mendengar notifikasi berbunyi.
Fenomena ini sejujurnya tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Ternyata melamar pekerjaan dan harap-harap cemas menunggu hasilnya, bisa jadi hal yang sangat membingungkan. Berhubung saat masuk kuliah dulu saya masuk melalui jalur PMDK (atau apapun namanya untuk periode sekarang), saya bisa dikatakan tidak pernah merasakan perasaan deg-degan dan takut seperti ini ketika menunggu suatu pengumuman.
Since its my first time feeling this, I try so hard to go through it. Saya berusaha menepis semua perasaan galau saya karena menunggu ketidakpastian. Beberapa dari perusahaan yang saya lamar ternyata memiliki proses perekrutan yang cukup lama, lebih dari satu bulan. Hal ini tentu saja menimbulkan kegalauan yang lebih lama efeknya, belum lagi kemungkinan lolos yang sangat kecil. Harapan demi harapan begitu mudah hilang, namun juga begitu mudah tergantikan. Selalu ada perasaan optimis setiap kali melihat suatu lowongan baru, namun tak jarang juga perasaan itu hilang di tengah jalan. Semuanya perlu waktu. Pupus sudah harapan ingin mendapatkan pekerjaan yang saya idam-idamkan dalam waktu singkat.
Tetapi hikmah di balik itu semua, sejujurnya saya saat ini memiliki jauh lebih banyak waktu luang, bahkan dibandingkan saat saya masih kuliah dulu. Saya mencoba merefleksikan keinginan-keinginan terpendam dalam diri saya yang selama ini hampir tidak pernah saya realisasikan. Dan ternyata sangat banyak. Selain dari target membaca 5 novel per bulan yang selalu saya canangkan di awal bulan tetapi tidak pernah kesampaian, saya memiliki banyak target-target pribadi lainnya.
Sebagai contoh, hampir setiap hari saya melakukan olahraga yoga. Saya sudah lama memang menyukai olahraga ini, dan saya pernah mengikuti training yoga selama hampir 3 bulan. Sekarang saya mencoba melanjutkannya sendiri di rumah, berbekal tutorial dari aplikasi android, dan sehelai kasur lipat. Contoh kedua, saya punya lebih banyak waktu untuk belajar dan otak-atik sesuatu, mulai dari kerajinan tangan, baca-baca tentang dunia IT (which is my major), belajar bahasa inggris dengan membaca artikel berbahasa Inggris sampai seharian, dan juga menulis. Khusus yang terakhir, sejujurnya menulis memang hobi saya sedari dulu, meskipun tulisan lebih sering dituangkan di notes HP. Salah satu target saya yang belum kesampaian adalah jalan-jalan sendirian ke suatu tempat yang totally baru, bukan lagi kawasan Jabodetabek dan sekitarnya. Semua aktivitas ini bisa dikatakan random but exciting. My days turn to be different than it used to. Saya merasa saya seperti seseorang yang baru, yang belajar sesuatu yang baru setiap harinya, sesuai dengan keinginan dan perasaan saya sendiri.
Semua aktivitas inilah yang sedikit banyak membuat saya lupa, bahwa status saya sebenarnya penggangguran. Semua perasaan galau yang hinggap sejujurnya memang menganggu hari-hari saya. But it really doesn't matter, because I have a time for myself, to know myself better, to have a quality time with my soul. Tidak masalah saya menunggu lama untuk suatu pekerjaan, selama saya menunggu hal itu terjadi dengan menetapkan target-target lain untuk diri saya sendiri, adalah pikiran saya yang selalu saya camkan. Saya berusaha untuk mendapatkan pekerjaan terbaik, dan proses menunggu ini saya manfaatkan sebaik-baiknya untuk mengerjakan hal-hal lain yang positif. Belajar dan belajar setiap hari, saya berusaha membuat diri saya menjadi lebih baik.
My point is, every second of life is still counts to make a better you, to add value for yourself. The more valuable you are, I believe another good things will happen to you. For me, I want to get a good job, I want to be paid to do something I love. And I'm willing to put some hard work to make it real, as soon as possible.
Popular Posts
-
Sudah sejak lama, saya ingin membuat sebuah karya DIY (Do It Yourself). Apapun, untuk momen apapun, saya memang sudah lama senang dalam men...
-
Review Buku Bumi : Empat Jiwa, Meniti Satu Nadi Pengarang : Cynthia Febrina Cover depan, samping, dan belakang buku Bumi Sumber : d...
-
This is the picture which I found myself so beautiful. Me, between mom and dad, on my 21st birthday. At that day, in the morning they gave...
-
Ini cerita tentang Ibu Eka. Ibu Eka, adalah seorang ibu 1 anak yang tinggal di daerah Ciawi, Kabupaten Bogor. Sudah lama diti...
-
Katalog 1 - Bunga Kain Mini Katalog 2 - Bunga Kain Maxi Polos Katalog 3 - Bunga Kain Maxi Motif Katalog 4 - Talenan Bunga ...